Perjalanan Karier Dari Karyawan Biasa Hingga CEO

Oke, jadi cerita ini bakal ngasih lo gambaran gimana gue bisa naik dari posisi karyawan biasa sampai jadi CEO sebuah perusahaan. Semua ini dimulai dari kerja kantoran yang biasa aja. Gue dulu nggak pernah ngebayangin bisa jadi CEO. Yang ada di kepala gue waktu itu cuma, “Gimana caranya bisa survive dan dapet gaji tiap bulan.” Gaji UMR, standar banget lah. Tapi siapa sangka, perjalanan karier gue bener-bener jadi rollercoaster, slot gacor bro.

Awalnya, gue cuma anak magang yang nggak tahu apa-apa. Cuma bisa ngerjain tugas-tugas receh yang menurut gue nggak ada gunanya. Misalnya, ngurusin laporan yang nggak jelas, bantuin atasan ngedit dokumen, atau nungguin email yang nggak pernah datang. Kadang, gue mikir, “Kenapa sih gue mesti ngelakuin ini? Emang bakal jadi apa?” Tapi ya, mau gimana lagi? Gue harus bertahan dan belajar.

Di awal-awal gue kerja, gue sering banget merasa kayak “What’s the point?” Sampai akhirnya gue sadar satu hal: Kalau lo nggak punya ambisi dan kerja keras, lo bakal stuck di tempat yang sama. Waktu itu, gue mulai berubah mindset. Gue bilang sama diri sendiri, “Gue harus jadi lebih dari sekadar karyawan biasa.” Itu titik balik yang bikin gue mulai mikir lebih jauh.

Gue mulai meluangkan waktu buat belajar lebih banyak tentang perusahaan, ngeliat gimana proses operasionalnya, dan belajar dari senior-senior yang lebih berpengalaman. Nggak cuma itu, gue juga sering banget minta feedback, meskipun gue tahu itu bakal jadi omelan panjang dari atasan. Tapi, gue nggak peduli. Yang penting gue mau berkembang, bro. Jadi, meskipun kerjaan gue nggak se-wow itu, gue tetep ambil kesempatan buat nyalurin ide-ide baru.

Waktu itu, gue mulai aktif ikut berbagai project penting dan akhirnya mulai dipercaya buat nge-handle tim kecil. Tapi, bukan berarti semuanya mulus. Banyak banget momen di mana gue hampir down karena masalah internal, terutama soal tim yang nggak sinkron. Tapi gue belajar buat sabar dan jadi leader yang bisa diandalkan. Gue ngeliat kesalahan-kesalahan yang pernah gue lakuin sebagai pelajaran yang bikin gue makin matang.

Lama-lama, perusahaan mulai liat progress gue. Gue dipromosi jadi manajer, dan dari sana, peluang-peluang baru mulai terbuka. Tapi yang bikin gue terkejut, gue juga harus ngadepin masalah-masalah yang lebih besar. Ini bukan cuma soal tugas, tapi soal vision dan keputusan yang bisa nentuin nasib perusahaan.

Setelah sekian lama, akhirnya gue naik jadi CEO. Gue sempet mikir, “Gue bisa, nggak ya?” Tapi, gue yakin, kalau udah di posisi itu, gue harus ngelakuin yang terbaik buat tim gue dan perusahaan. Semua usaha, kerja keras, dan belajar itu nggak sia-sia.

Sekarang, gue bener-bener jadi CEO, bro. Gue pimpin perusahaan dengan tim yang solid dan kita terus berkembang. Tapi, ada satu hal yang nggak berubah dari dulu: Gue tetap rajin main scatter hitam pragmatic buat relax. Hahaha! Itu salah satu cara gue ngebangun mindset yang positif, sambil nikmatin kebahagiaan sederhana.

Tapi yang pasti, perjalanan karier ini bukan cuma soal gelar atau jabatan. Ini soal usaha, passion, dan nggak pernah nyerah. Kalau lo punya mimpi, kejar aja. Dunia ini luas, bro, dan banyak peluang yang siap lo ambil.